“Begini, Mas”, Chelly memberi nasehat diiringi senyum bijak, “pertama-tama, Mas Ibas harus memilih orang-orang yang pintar untuk menjadi pembantu-pembantu terdekat”.
“Orang pintar yang bagaimana?”
“Ini nih contohnya…”, Chelly meraih hp dan menelepon seseorang, “Lil! Lo kesini, Lil!”
Tak berapa lama Ulil Abshar Abdalla muncul.
“Lil! Orang tua lo punya anak. Anak itu bukan saudara perempuan ataupun saudara lelakimu. Siapa anak itu?”
Ulil ngakak mendengar pertanyaan Chelly,
“Ya jelas itu gue dong!”
Chelly pun mengedip kepada Ibas,
“Nah, begitu itu namanya orang pintar!”
Ibas manggut-manggut.
Pulang ke rumah, Ibas ingin langsung memulai seleksi untuk memilih anak buah. Ia panggil Sutan Bathoegana dan langsung memberi tes,
“Bang, orang tua Abang punya anak. Anak itu bukan saudara perempuan ataupun saudara lelaki Abang. Siapa Anak itu?”
Sutan merenung dengan dahi berkerut.
“Mohon ijin memikirkan dulu ya, Mas. Nanti kalau sudah ketemu jawabannya saya lapor Mas Ibas”.
Keluar dari rumah Ibas, Sutan buru-buru menelepon Iwan Piliang,
“Wan, orang tua kau punya anak. Anak itu bukan saudara lelaki ataupun saudara perempuan kau. Siapa anak itu?”
“Ya ambo lah!” jawab Iwan mantap.
Sutan gembira sekali langsung kembali menemui Ibas.
“Mohon ijin, Mas. Sudah ketemu jawabnya”.
“Siapa?”
“Iwan Piliang”.
“Guoblokkk!!!” Ibas membentak marah, “Itu Si Ulil!!!”
Oleh Yahya C. Staqufsumber : nahdliyin.com
hahahaha goblokkkk... =))
BalasHapusbodorrr pisan! =)) =)) =p~